Kenapa Kita Malas? Ini Jawabannya Menurut Sains

Kalian semua pasti pernah merasakan hari dimana kalian sangat gak ingin bangun dari kasur kalian yang nyaman, menunda-nunda tugas sampai menumpuk, gak mau pergi sekolah, gak mau olahraga, atau gak mau jawab chat dari mantan kalian. Malas sepertinya sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari, tidak ada hari dimana kita tidak merasakan malas. Hmmm.... bicara tentang malas apa kalian tahu malas berhubungan dengan kelainan genetik dan bisa diturunkan ke anak-anak kalian nanti. Dalam suatu percobaan para ilmuwan memisahkan kawanan tikus ke dalam 2 kelompok, kelompok 1 berisi tikus tikus yang sangat aktif dan sering berlari dalam roda lari sedangkan kelompok tikus 2 berisi tikus-tikus yang kurang aktif dan tidak berlari sebanyak tikus kelompok 1.

Setelah kedua kelompok itu memiliki keturunan sebanyak 10 generasi perbedaan keduanya sangat terlihat jelas, tikus keturunan dari kelompok 1 sangat aktif seperti induk-induknya dan tikus keturunan kelompok 2 kurang aktif sama seperti induk-induknya. Setelah diteliti ternyata bagian otak dan sistem dopamin tikus kelompok 1 yang mengatur tentang motivasi memiliki ukuran yang lebih besar dari tikus kelompok 2. Intinya tikus kelompok 1 membutuhkan kegiatan fisik jika tidak otak mereka akan bereaksi seperti pecandu narkoba yang tidak mengkonsumsi narkoba dalam 1 hari, sederhananya mereka kecanduan lari.

Sama seperti tikus kita juga mewarisi berbagai gen dari kedua orang tua kita, salah satunya gen malas itu. Selain karena warisan gen dari orang tua kita, malas juga bisa disebabkan oleh mutasi gen yang menyebabkan kita lebih suka tidur-tiduran daripada melakukan aktifitas fisik.
Sekarang kalian sudah tahu bahwa malas itu disebabkan oleh gen dalam tubuh kita tapi jangan jadikan itu sebagai alasan agar kita bisa terus bermalas-malasan justru buatlah hal itu sebagai motivasi untuk melawan gen malas itu.